Jumat, 17 Mei 2013

B.L.O.G ??



Sering sebuah tulisan blog hanya dipandang sebagai potret statis dari himpunan pemikiran penulisnya yang –anggap saja- ideal. Bahkan sering pula digunakan hanya sebagai otak kedua untuk menyimpan sebagian proses-proses kehidupan yang dilalui oleh penulisnya. Blog dapat berhenti sebagai discourse pemerdekaan pemikiran seorang manusia, "direkayasa" untuk berposisi dan beroposisi sebagai perangkap yang menghentikan atau memperlambat perkembangan pemikiran. Dalam kumpulan kolom, sebu

ah blog juga berperan sebagai jalan pemerdekaan yang tidak perlu terlalu repot untuk menghujatnya.

Melalui media ini pula seorang individu dapat menari-nari dengan imajinya sendiri, sadar akan penalaran yang dimiliki. Bentuk kesadaran inilah yang sering kali ditemukan tersembunyi dalam setiap kronologi kehidupan yang dilaluinya, sebuah nasehat bagi yang membutuhkan nasehat. Tarian penalaran yang berusaha dibumikan oleh si penalar.
 
Menari dan merdeka dalam kata-kata, sebagaimana ingin memerdekakan pengertian-pengertian yang bisa jadi sulit dipahami oleh orang banyak. Berkelana dalam tema-tema yang beragam, seperti dinamika kemahasiswaan, lingkungan kerja, asmara, bahkan eksotisme rasa yang pernah singgah di lidah. Berkhotbah bagi dirinya sendiri dan segala bentuk tafsir hikayat yang membosankan. Semuanya itu disampaikan dalam bentuk tulisan pendek, kolom.

Kekuatan utama pada kolom adalah pada kemungkinan yang diberikannya untuk bermain dengan imajinasi, untuk bergurau dengan pengertian-pengertian. Jika mutu sebuah tulisan ilmiah harus diukur pada seberapa ketat dan konsisten dalam mengoperasikan konsep-konsep, maka pada kolom mutu itu dilihat pada seberapa mengejutkannya dalam menggedor sebuah impresi. Menemukan kebenaran relatif melalui analisis konsep dan permainan kata. Toh kita sudah familiar dengan para penulis kolom andal seperti Umar Kayam dan Goenawan Mohammad. Terkadang kekhilafan yang terlalu larut dan terbuai -dalam permainan ini membawa penulisnya berpetualang terlalu jauh, yang membuatnya meniadakan peran otak kedua dari menulis sekumpulan kolom.

Sebuah blog mungkin seperti seorang pelukis ekspresionis, penulisnya terkadang tergoda untuk melukis melampaui bibir-bibir kanvas. Bagi yang mampu menikmatinya, ini barangkali bisa menjadi keasyikan tersendiri, sebagai intermeso melupakan sejenak pemikiran yang terlanjur terkotak-kotak. Bagi yang tidak, hal ini hanyalah improvisasi seseorang yang sedang ekstase, karenanya tak begitu penting. Pemahaman maknanya dapat pula dilewatkan begitu saja tanpa mengurangi apresiasi terhadap keseluruhan isi blog.

Tentu saja ada resiko penggunaan kolom untuk menyampaikan discourse. Karena di dalamnya batas antara permainan dan kesungguhan amat kabur. Maka kolom sangat mudah disalah mengerti, dan lebih memancing pembaca untuk sekadar menikmatinya ketimbang mencoba memahaminya dengan baik. Dalam hal ini kolom gampang dianggap sekedar hiburan dan kolomnis dipandang sebagai seorang penghibur, bukan pemikir, parahnya ada yang menganggap sekedar seseorang yang sedang membagikan sampah untuk dikonsumsi secara terbuka. Beberapa kolom yang ada dalam sebuah blog agaknya sulit menghindari risiko demikian. Walau begitu, sebuah ketidakadilan yang besar jika, dalam menilai keseluruhan blog hanya bersandar pada sebagian kecil dari kolom-kolom tersebut.

Bagi orang yang mendemonstrasikan amarahnya, men-DO-kan diri dari ketidakcocokan sebuah ideologi, atau menolak kengerian pada rutinitas, barangkali kolom memang wacana yang tepat untuk melukiskan rasa dan karsanya. Keleluasaan yang diberikan oleh kolom bertemu dengan latar belakang penulisnya yang memuja versi lain dari kebebasan fana. Ada yang menggunakan pedang keilmuan, ada yang menggunakan pedang politik, bahkan seringkali ada yang mencampur keduanya. Namun tetaplah seorang penulis secara disadari maupun tidak, telah menempatkan dirinya sebagai salah seorang aktor terdepan yang memberikan kesaksian bagi kepedihan. Semua memiliki pedangnya masing-masing untuk memperoleh kemerdekaan menurut versinya masing-masing. Tetapi, saya tidak sedang membahas tentang kegunaan blog.